Pages

Minggu, 08 Maret 2015

PROTEIN UJI BIURET (Biokimia)



Laporan Pratikum Biokimia
PROTEIN
UJI BIURET
Oleh :
Kelompok II (dua)
Kelas I (satu)
REVA RISKI                                    (130510105006)
HELMI SUPARD I                            (1305101050016)
NISRINA ARIFAH                           (1305101050060)
SAIFULLAH                                    (1305101050086)
AGUNG AULIA SAPUTRA            (1305101050133)



LABORATORIUM ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2014
I.                   PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
      Protein merupakan komponen utama semua sel mahluk hidup. Protein berfungsi sebagai pembentuk struktur sel yang menghasilkan hormon, enzim, dan lain-lain. Ditinjau dari segi kimia, protein merupakan suatu senyawa polimer dari asam amino dengan berat molekul tinggi (104 sampai 106).
      Asam amino merupakan senyawa yang memiliki gugus fungsi amino (- NH2) dan asam karboksilat (- COOH) pada molekul yang sama. Asam amino merupakan monomer yang menyusun polimer-polimer pada prtein.Asam amino dapat mengalami proses hidrilisis yang menghasilkan hidrolisat protein.Hidrolisat protein didefinisikan sebagai protein yang mengalami degradasi hidrolitikdengan asam atau basa kuat dengan hasil akhir berupa campuran beberapa hasil. Fungsihidrolisat protein dapat sebagai penyedap atau sebagai intermedia tes untuk isolasi danmemperoleh asam amino secara individu atau dapat pula untuk pengobatan yaitu sebagaidiet untuk penderita pencernaan. Dengan menggunakan teknik kromatografi, berbagai macam asam amino dalamhidrolisat protein dapat diidentifikasi. Kromatografi digunakan untuk memisahkansubstansi campuran menjadi komponen-komponennya.Selain teknik ini, ada berbagaicara dalam pengujian terhadap protein yaitu dengan reaksi uji asam amino dan reaksi ujiprotein. Reaksi uji asam amino sendiri terdiri dari 6 macam uji yaitu: uji millon, ujihopkins cole, uji belerang, uji xantroproteat, dan uji biuret. Sedangkan untuk uji protein,berdasarkan pada pengendapan oleh garam, pengendapan oleh logam dan alkohol. Sertauji koagulasi dan denaturasi protein. Pada uji asam amino terdapat uji bersifat umum danuji berdasakan jenis asam aminonya. Seperti halnya uji millon bersifat spesifik terhadaptirosin, uji Hopkins cole terhadap triptofan, uji belerang terhadap sistein, uji biuret

1.2  Tujuan
Menguji kualitaif protein dengan uji buret

II.                TINJAUAN PUSTAKA

Kata protein sebenarnya berasal dari kata Yunani yang berarti protein pertama yang paling penting. Asal dari kata protos. Protein terdiri dari bermacam-macam golongan makromolekul heterogen. Walaupun demikian semuanya merupakan turunan dari polipeptida dengan berat molekul yang tinggi.secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari polipeptida dengan berat molekul yang tinggi.
Secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri daripolipeptida dan protein kompleks yang mengandung zat-zat makanan tambahan seperti hern. Karbohidrat, lipid atau asam nukleat.untuk protein kompleks, bagian polipeptida dinamakan aproprotein dan keseluruhannya dinamakan haloprotein. Secara fungsional protein juga menunjukkan banyak perbedaan. Dalam sel mereka berfungsi sebagi enzim, bahan bangunan, pelumas dan molekul pengemban. Tapi sebenarnya protein merupakan polimer alam yang tersusun dari berbagai asam amino melalui ikatan peptide(Hart, 1987)
Protein adalah suatu senyawa organic yang mempunyai berat molekul besar antara ribuan hingga jutaan satuan (g/mol). Protein tersusun dari atom-atom C, H, O dan N ditambah beberapa unsur lainnya seperti P dan S. Atom-atom itu membentuk unit-unit asam amino. Urutan asam amino dalam protein maupun hubungan antara asam amino satu dengan yang lain, menentukan sifat biologis suatu protein(Girinda, 1990).
Protein adalam sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung gula terpor belerang, dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga( Winarno, 1997).
III.             METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum biokimia ini berlangsung pada hari Senin tanggal 24 Maret 2014.  Bertempat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala.
3.2. Alat dan Bahan
            Alat                                                     Bahan
Tabung reaksi                                      Albumin 20%
Rak tabung reaksi                               Casein 20%
Pipet volume                                       Putih Telur
Pipet tetes                                           aquades
NaOH 0,1 N
                                                                              CuSO4 0,1 N
3.3. Cara Kerja
            a. disiapkan 4 tabung reaksi
            b. diisi dengan albumin, casein, putih telur dan aquades sebanyak 1 ml pada            tiap-tiap tabung.
            c. ditambahkan NaOH1 ml dan CuSO4 0,1 N sebanyak 2 tetes pada keempat        tabung
            d. duilangi percobaan sekali lagi
            e. diamati perubahan yang terjadi
IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan kelompok 1

No.
Larutan yang dicampurkan
Warna yang dihasilkan
Adanya protein
1.       
Casein+NaOH+CuSO4
Ungu muda dan ada endapan
(+)
2.       
Putih telur+NaOH+CuSO4
Ungu, dan ada endapan
(+)
3.       
Albumin +NaOH+CuSO4
Biru kehitam-hitaman
(+)
4.       
Aquades +NaOH+CuSO4
Biru cerah dan ada endapan berwarna biru
(-)






Hasil pengamatan kelompok 2

No.
Larutan yang dicampurkan
Warna yang dihasilkan
Adanya protein
1.       
Casein+NaOH+CuSO4
Ungu muda dan ada endapan
(+)
2.       
Putih telur+NaOH+CuSO4
Ungu, dan ada endapan
(+)
3.       
Albumin +NaOH+CuSO4
Abu-abu dan tidak ada endapan
(+)
4.       
Aquades +NaOH+CuSO4
Bening dan ada endapan berwarna biru
(-)









Hasil pengamatan kelompok 3

No.
Larutan yang dicampurkan
Warna yang dihasilkan
Adanya protein
1.       
Casein+NaOH+CuSO4
Ungu muda dan ada endapan
(+)
2.       
Putih telur+NaOH+CuSO4
Ungu, dan ada endapan
(+)
3.       
Albumin +NaOH+CuSO4
Abu-abu dan tidak ada endapan
(+)
4.       
Aquades +NaOH+CuSO4
Biru cerah
(-)








Hasil pengamatan kelompok 4

No.
Larutan yang dicampurkan
Warna yang dihasilkan
Adanya protein
1.       
Casein+NaOH+CuSO4
Ungu muda dan ada endapan
(+)
2.       
Putih telur+NaOH+CuSO4
Ungu, dan ada endapan
(+)
3.       
Albumin +NaOH+CuSO4
Biru kehitam-hitaman dan ada endapan
(+)
4.       
Aquades +NaOH+CuSO4
Kuning, ada endapan berwarna biru
(-)











Hasil pengamatan kelompok 5

No.
Larutan yang dicampurkan
Warna yang dihasilkan
Adanya protein
1.       
Casein+NaOH+CuSO4
Ungu muda dan ada endapan
(+)
2.       
Putih telur+NaOH+CuSO4
Ungu, dan tidak ada endapan
(+)
3.       
Albumin +NaOH+CuSO4
Biru kehitam-hitaman dan tidak ada endapan
(+)
4.       
Aquades +NaOH+CuSO4
Kuning, ada endapan berwarna biru
(-)


4.2 Pembahasan
Pada praktikum uji kualitatif protein ini akan diamati adanya protein pada larutan putih telur. Casein, albumin dan aquades melalui uji biuret
Pada uji biuret, awalnya larutan putih telur berwarna putih bening, kemudian ketika ditambahkan dengan NaOH 1 ml, larutan tidak berubah warna putih bening, setelah itu ketika ditambahkan dengan 2 tetes CuSO4, larutan berubah menjadi berwarna ungu pada bagian atasnya. Dalam hal ini terbentuknya warna ungu  menunjukkan bahwa pada larutan putih telur tersebut mengandung protein.
Sama halnya pada pengujian casein yang menghasilkan warna ungu dan ini menunjukkan bahwa casein mengandung protein. Namun sebenarnya pada albumin warna yang dihasilkan ialah warna ungu namun dalam percobaan ini terjadi kesalahan. Jadi albumin juga mengandung protein.
Dalam uji biuret, bila suatu peptida dan protein dimasukkan kedalam larutan encer kuprisulfat dalam basa kuat, maka warna biru pucat pada larutan akan berubah menjadi violet. Warna yang terbentuk sama dengan warna yang dibentuk oleh biuret, bila diperlakukan sama seperti pada praktikum kali ini, sehingga uji ini dinamakan uji biuret.
Pembahasan Larutan :
·                     1 N NaOH      =  jumlah molekul equivalen terlarut                 berat molekul :
1 larutan : 1000 ml                                 Na : 23
                                    =      40 gr                                                           O   : 16
                                          1000 ml                                                         H   : 1
0,1 N NaOH    =    40/10
                                        1000 ml
=        4 gr              atau         1 gr
                                          1000 ml                         250 ml
=  0,004 gr/ml       atau       250 ml
                              1 gr




·                     1 N CuSO4      =  jumlah molekul equivalen terlarut               berat molekul :
1 larutan : 1000 ml                              Cu : 63
                                    =    159 gr                                                        S    : 32
                                        1000 ml                                                     O4   : 16 x 4 = 64
            0,1 N CuSO4   =   159/10
                                         1000 ml
                                    =   15,9 gr                    atau     3,975 gr
                                        1000 ml                               250 ml
                                    = 0,0159 gr/ml             atau       250 ml
                                           1 gr

Casein 20%     = 1000 ml
Albumin 20%  = 800 ml air
Putih telur       = 200 gr casein



V.                KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.       Protein adalah suatu senyawa organic yang mempunyai berat molekul besar antara ribuan hingga jutaan satuan (g/mol).
b.      Protein adalam sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat.
c.       Dalam hal ini terbentuknya warna ungu  menunjukkan bahwa pada larutan yang diujikan tersebut mengandung protein.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikum harus dilakukan benar-benar mengikuti prosedur kerja yang ada. Agar tidak terjadinya kesalahan. Sehingga apa yang dipraktikan sesuai dengan teori yang telah dipelajari.  




DAFTAR PUSTAKA
Girindra, A. 1986. BIOKIMIA I. Gramedia. Jakarta

Hart, H. 1987.KIMIA ORGANIK. alih bahasa:Sumarni Ahmadi, Erlangga.Jakarta

Winarno, F.G. 1997. KIMIA PANGANdan GIZI, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar