Pages

Minggu, 08 Maret 2015

Laporan Pratikkun Fisiologi Tumbuhan PENGARUH AUKSIN TERHADAP ABSISI ORGAN TUMBUH TANAMAN



Laporan Pratikkun Fisiologi Tumbuhan
PENGARUH AUKSIN TERHADAP ABSISI ORGAN TUMBUH TANAMAN
OLEH :
KELOMPOK 1
KELAS 1
Nama                             NIM
Mizan Maulana              0905101050029
Cut Zarra Fazia              1305101050094
Maulida Ariandy S.       1305101050026
Andi Fahreza                 1305101050094
Rouzahtul Nafisah                   1305101050128
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal. Dengan demikian, dormansi merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau lingkungan tertentu. Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan atau kimiawi.
  Dormansi biji berhubungan dengan usaha biji untuk menunda perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk melakukan proses tersebut. Dormansi  dapat terjadi pada kulit biji maupun pada embrio. Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya.
Dengan dilaksanakannya praktikum kita dapat mengetahui bahwa terjadi peristiwa dormansi pada biji yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terbagi menjadi faktor luar dan faktor dalam seperti yang di jelaskan sebelumnya. Dormansi merupakan suatu mekanisme untuk mempertahankan diri terhadap suhu yang ekstrim, peristiwa ini bukan hanya tidak aktifnya metabolisme tetapi sering melibatkan proses pengembangan organ-organ atau bahan khusus yang terdapat di dalamnya.
B.Tujuan
            Mengatasi dormansi pada biji yang di sebabkan oleh kulit biji yang keras.
C.Hipotesa
      Biji dapat lebih mudah berkecambah setelah di perlakukan saat percobaan ini.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Dorman artinya tidur atau beristirahat. Para ahli biologi  menggunakan istilah itu untuk tahapan siklus hidup, seperti biji dorman, yang memiliki laju metabolisme yang sangat lambat dan sedang tidak tumbuh dan berkembang. Dormansi pada biji meningkatkan peluang bahwa perkecambahan akan terjadi pada waktu dan tempat yang paling menguntungkan bagi pertumbuhan biji. Pengakhiran periode dormansi umumnya memerlukan kondisi lingkungan yang tertentu, biji tumbuhan gurun, misalnya hanya berkecambah setelah hujan rintik-rintik yang sedang, tanah mungkin akan terlalu cepat kering sehingga tidak dapat mendukung pertumbuhan biji (Campbell, 2000).
            Benih dikatakan dormansi bila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi syarat bagi suatu perkecambahan. Dormansi merupakan terhambatnya proses metabolisme dalam biji. Dormansi dapat berlangsung dalam waktu yang sangat bervariasi (harian-tahunan) tergantung oleh jenis tanaman dan pengaruh lingkungannya. Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit, keadaan fisiologis dari embrio, atau kombinasi dari kedua keadaan tersebut. Namun demikian, dormansi bukan berarti benih tersebut mati atau tidak dapat tumbuh kembali, disini hanya terjadi masa istirahat dari pada benih itu sendiri. Masa ini dapat dipecahkan dengan berbagai cara, seperti cara mekanis atau kimiawi. Cara mekanis dengan menggunakan sumber daya alat atau bahan mekanis yang ada seperti amplas,jarum, pisau, alat penggoncang dan sebagainya. Sedangkan cara kimiawi dengan menggunakan bahan-bahan kimia seperti asam sulfat pekat dan HNO3 pekat. Pada intinya cara-cara tersebut supaya terdapat celah agar air dan gas udara untuk perkecambahan dapat masuk kedalam benih (Suetopo, 1985).
            Berdasarkan faktor penyebabnya, dormansi dapat dibagi atas dua macam, yaitu Impoised dormancy (quiscense) dan imnate dormancy (rest). Imposed dormancy (quiscence) adalah terhalangnya pertumbuhan aktif karena keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan. Sedangkan imnate dormancy (rest) adalah dormansi yang disebabkan oleh keadaan atau kondisi di dalam organ-organ biji itu sendiri (Dwidjoseputro, 1994).
           
           
BAB III
METEDELOGI PERCOBAAN

A.    Tempat dan Waktu Percobaan
Tempat Percobaan             :di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan,Gedung B Lantai II             
Waktu Percobaan              : Kamis,  13 Maret 2014, pukul : 14.00 WIB

B.Bahan dan Alat
Bahan              : 12 Biji Flamboyan (Delonix regia)
Alat                 : Cawan petri atau kertas,kikir atau batu asahan
C.    Metode Kerja
Adapun cara kerjanya adalah :
1.Sediakan 5 Lembar kertas lembab,pisah 2 kertas dari 5 kertas lembab tersebut.
2.Pilih 12 biji flamboyan yang masih baik,lalu perlakukan seperti berikut :
   a.Kikir atau asah 4 biji pada ujungnya yang jauh dari embrio sampai tampak  kotiledonnya
   b.Rendam 4 biji dalam air yang baru mendidih dan biarkan sampai airnya dingin.
   c.Rendam 4 biji dalam air destilata dingin selama 1-2 jam
3.Letakkan masing-masing  kelompok biji di atas 3 lapis kertas lembab,lalu di tutupi dengan 2 lapis kertas lembam yang di pisahkan tadi dan letakkan di tempat gelap dengan suhu kamar.
4.Periksa selama 10 hari dan catat perkembangannya.Bandingkan perlakuan 1 dengan yang lain.



BAB IV.
Hasil dan Pembahasan
A.Hasil Percobaan
            Dari percobaan yang telah kami lakukan,hasilnya seperti berikut :
No.
Perlakuan
Perkembangan Biji
Hari ke-4
Hari ke-7
Hari ke-9
Hari ke-11
1
Dikikir
Ada
Ada
Ada
Ada
2
Di rendam air dingin
Ada
Ada
Ada
Ada
3
Di rendam air panas
Tidak ada
Tidak ada
Tidak Ada
Tidak Ada

B.Pembahasan

            Dari percobaan di atas,dapat di lihat hasilnya bahwa perkembangan kecambah terjadi pada biji yang di kikir dan biji yang di rendam air panas,sedangkan pada air panas yang mendidih perkecambahan tidak terjadi.Teori yang dikemukakan oleh Ismail (2008), dormansi dapat ditanggunlangi dengan beberapa perlakuan diantaranya pendinginan yang lama, pemanasan untuk mempercepat imbibisi, perendaman dalam asam kuat, secara mekanik dengan menorah biji.

Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap masa dormansi pada biji dan tunas yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar diantaranya adalah kebutuhan akan cahaya untuk terjadinya perkecambahan, suhu, dan kurangnya air sedangkan faktor dalamnya adalah kulit biji yang terlalu tebal, adanya zat penghambat, konsentrasi etilen yang rendah, embrio yang belum masak serta aktifitas meristem dan aktifnya hormonal dalam biji atau tunas tersebut
Percobaan sudah dilakukan sesuai prosedur dan hasilnya juga sudah terlihat.Akan tetapi,perkecambahan pada biji yang di kikis lebih bagus tumbuhnya dari biji yang di rendam air.


           


BAB V
PENUTUP
E.Kesimpulan
            Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat di simpulkan bahwa :
1. Pengakhiran periode dormansi umumnya memerlukan kondisi lingkungan yang tertentu.
2.Dormansi biji dapat tumbuh apabila keadaan lingkungan sesuai.
3. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap masa dormansi pada biji dan tunas yaitu faktor luar dan faktor dalam
4.dormansi dapat ditanggunlangi dengan beberapa perlakuan diantaranya pendinginan yang lama, pemanasan untuk mempercepat imbibisi

F.Saran
            Usahakan percobaan ini dilakukan dengan teliti dan sesuai,agar hasil yang di tunjukan sesuai dengan yang kita harapkan dan di perhatikan setiap waktu yang di tentukan agar hasilnya memuaskan.










DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N., A., Reece, J., B., dan Mitchell, L., G. 2000, Biologi Edisi Kelima Jilid 2, Erlangga, jakarta. http://mineminecute.wordpress.com/2012/12/07/dormansi-pada-biji/ . Di akses pada 16 april 2014.
Dwidjoseputro, D., 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. http://deallia.blogspot.com/2013/09/laporan-pengamatan-dormansi-pada-biji.html  . Di Akses pada 16 april 2014.
Suetopo,E.B, 1985, Biologi, ITB, Bandung. http://andialdimatoroputra.blogspot.com/2014/01/laporan-praktikum-fisiologi-tumbuhan_2978.html . . Di Akses pada 16 april 2014.















LAMPIRAN
Biji yang di kikir.
Biji yang di rendam air dingin
Biji yang direndam air hangat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar