Pages

Minggu, 08 Maret 2015

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman



Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman

PENYAKIT TUMBUHAN
Disusun oleh:
Nama                                       NIM
Andi Fahreza                          1305101050094

Kelompok 3
Kelas 1


Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: E:\logo_unsyiah_fromacehdesain.jpg

LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN,UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH-DARUSSALAM
2014
I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Kehidupan mahluk di dunia ini selalu tergantung dari dunia tumbuhan secara langsung maupun tidak langsung. Tumbuhan dapat memanfaatkan sumber energi matahari dan mengolahnya bersama, zat-zat lainnya menjadi zat makanan yang sangat berguna untuk mahluk hidup. Selain tumbuhan dapat menghasilkan bahan pangan bagi rnanusia dan mahluk lainnya, juga melengkapi keperluan hidup kita dengan bahan sandang dan papan serta bahan untuk keperluan hidup lainnya.
            Bidang pertanian yang mengembangkan tanaman budidaya pada suatu tahap tentu ada kalanya menemui beberapa kendala, antara lain timbulnya penyakit yang dapat disebabkan oleh serangan jamur, virus, bakteri ataupun nematoda. Dalam praktikum sebelumnya kita telah mempelajari tentang hama serta segala aspek tentang hama, dan untuk praktikum kali ini yang dipelajari dan dibahas serta dikaji mengenai penyakit tanaman.
            Penyakit tumbuhan dapat ditinjau dari 2 sudut yaitu sudut biologi dan sudut ekonomi, begitu juga penyakit tanamannya. Kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit tumbuhan dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar terhadap masyarakat. Kerusakan ini selain disebabkan oleh karena hilangnya hasil ternyata dapat juga melalui cara lain yaitu menimbulkan gangguan terhadap konsumen dengan adanya racun yang dihasilkan oleh jamur dalam hasil pertanian tersebut.
            Disini kita akan mengulas berbagai macam penyakit yang menimpa tanaman yang di gunakan dalam budidaya pertanian,dari jenis pathogen yang menyerangnya,gejala yang di timbulkan juga cara pengendalian penyakit tanaman tersebut.

1.2 Tujuan
            Mendiskripsikan penyakit yang di serang oleh patogen (parasit)atau oleh agensia abiotik (fisiopath),gejala serangan dan usaha-usaha pengendalian.


II.TINJAUAN PUSTAKA
           
Penyakit tanaman merupakan adanya penurunan dari keadaan normal dari tanaman yang menyela atau memodifikasi fungsi-fungsi vitalnya. Penyakit tanaman sebagian besar disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus.  Penyakit tanaman lebih sering diklasifikasikan oleh gejala mereka daripada oleh agen penyakit, karena penemuan agen mikroskopis seperti bakteri tanggal hanya dari 19 persen ( Jackson, 2009).
Penyakit dapat dikenal dengan mata telanjang dari gejalanya. Penyakit tumbuhan yang belum ada campur tangan manusia merupakan hasil interaksi antara patogen, inang dan lingkungan. Konsep ini disebut dengan segitiga penyakit atau plant disease triangle, sedangkan penyakit tanaman yang terjadi setelah campur tangan manusia adalah interaksi antara patogen, inang, lingkungan dan manusia. Konsep ini disebut segi empat penyakit atau plant disease square(Triharso, 1996).
Tanaman tomat memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut yang berwarna keputih-putihan dan berbau khas. Perakaran tanaman tidak terlalu dalam, menyebar ke semua arah hingga kedalaman rata-rata 30-40 cm, namun dapat mencapai kedalaman hingga 60-70 cm. Akar tanaman tomat berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah. Oleh karena itu tingkat kesuburan tanah di bagian atas sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi buah, serta benih tomat yang dihasilkan (Redaksi Agromedia, 2007).

Cabai merah merupakan salah satu komoditas sayuran (hortikultura) yang banyak digemari masyarakat Indonesia dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Sesuai dengan namanya, cabai merah memiliki warna kulit buah yang merah sewaktu buah sudah tua dan masak. Bentuk buahnya silindris dan mengecil ke arah ujung buah. Ciri dari jenis sayuran ini rasanya pedas dan aromanya khas dimasak atau dikonsumsi mentah, sehingga sayuran bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan selera makan. Selain itu, cabai merah mengandung vitamin, khususnya vitamin C. Meskipun cabai merah bukan bahan pangan utama bagi masyarakat kita, namun komoditi ini tidak dapat ditinggalkan, harus tersedia setiap hari dan harus dalam bentuk segar. Ketersediannya secara teratur setiap hari bagi ibu rumah tangga menjadi suatu keharusan. Meningkatnya harga cabai merah atau kelangkaan pasokan di pasaran mendapat reaksi sangat cepat dari masyarakat dan insan pers. Oleh sebab itu penyediaan cabai merah dalam bentuk segar setiap hari sepanjang tahun perlu dirancang secara baik (Santika, 2001).


III.METODE PERCOBAAN

A.    Tempat dan Waktu Percobaan
Tempat Percobaan       : di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman,Gedung B Lantai 3
Waktu Percobaan        : Kamis,8 mei  2014, pukul : 14.00 WIB

B.Objek Praktikum
1)      Penyakit puru akar pada tanaman tomat (Meloydogine spp)
2)      Penyakit pasca panen (Antraknosa pada buah Pisang,Colletotricum musae)
3)      Penyakit abiotik ( Kekurangan kalium pada tomat )

C.    Metode Kerja
            Gambarkan objek praktikum (Melihat objek dengan mikroskop) dan inang yang terserang OPT serta tuliskan gejala serangan dan teknik pengendaliannya.











IV.PEMBAHASAN

1.Penyakit Puru Akar pada tomat (Meloidogyne spp )
            Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) termasuk dalam famili Solanaceae, genus Lycopersicum dan merupakan tanaman musim panas yang memerlukan banyak sinar matahari dan kelembaban tanah yang cukup. Tanaman ini diduga berasal dari Amerika Selatan yang digunakan sebagai bahan makanan di Virginia pada awal tahun 1781 dan dipasarkan di New Orleáns pada tahun 1812. Bagi kesehatan tanaman tomat adalah Sangat penting,buahnya banyak mengandung vitamin A,B1,B2 dan terutama vitamin C,juga mengandung protein dan karbohidrat (Bienz,1980).
            Salah satu patogen yang menyerang tanaman tomat ádalaf nematoda parasit seperti nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) Serangan Meloidogyne spp. pada akar dapat menurunkan produksi sebanyak 15 – 60 persen,bahkan dapat mencapai 70 persen bila tanaman yang terserang rentan .Percobaan menunjukkan bahwa dengan sekitar 500 – 800 larva Meloidogyne spp. perkilogram tanah dapat menurunkan produksi sebesar 40 persen (sastrahidayat,1985).
            Betina dewasa berukuran panjang 430 -740 μm. Stilet untuk menembus perakaran mempunyai panjang 11,5-14,5 μm. Nematoda betina memiliki stilet lemah melengkung ke arah dorsal dengan knob dan pangkal knob yang tampak jelas. Terdapat pola jelas pada striae yang terdapat di sekitar vulva dan anus disebut pola perineal (perineal pattern). Jantan dewasa panjang tubuhnya berukuran 887-1268 μm. Panjang stilet lebih panjang jika dibandingkan dengan stilet betina, yaitu 16-19 μm dan mempunyai kepala yang tidak berlekuk. Bergerak lambat di dalam tanah dengan ekor pendek dan membulat pada bagian posterior terpilin.
            Mekanisme penyerangan oleh Meloidogyne spp dimulai dengan masuknya nematoda kedalam akar tumbuhan melalui bagian-bagian epidermis yang terletak dekat tudung akar. Nematoda ini mengeluarkan enzim yang dapat menguraikan dinding sel tumbuhan terutama terdiri dari protein, polisakarida seperti pektin sellulase dan hemisellulase serta patin sukrosa dan glikosid menjadi bahan-bahan lain. Meloidogyne spp mengeluarkan enzim sellulase yang dapat menghidrolisis selulosa enzim endopektin metal transeliminase yang dapat menguraikan pektin. Dengan terurainya bahan-bahan penyusun dinding sel ini maka dinding sel akan rusak dan terjadilah luka. Selanjutnya nematode ini bergerak diantara sel-sel atau menembus sel-sel menuju jaringan sel yang terdapat cukup cairan makanan, kemudian   menetap   dan  berkembangbiak  kemudian  nematoda   tersebut masihmengeluarkan enzim proteolitik dengan melepaskan IAA ( Asam indol asetat) yang merupakan heteroauksin tritopan yang diduga membantu terbentuknya puru.
Pada akar tanaman yang terserang menjadi bisul bulat atau memanjang dengan besar bervariasi. Di dalam bisul ini terdapat nematoda betina, telur dan juvenil. Bisul akar yang membusuk akan membebaskan nematoda dan telurnya ke dalam tanah kemudian masuk kedalam akar tanaman lain. Ukuran dan bentuk puru tergantung pada spesies, jumlah nematoda didalam jaringan, inang dan umur tanaman. Pada akar-akar tanaman Cucurbutaceae, akar-akarnya bereaksi terhadap kehadiran Meloidogyne dengan membentuk puru besar dan lunak sedangkan pada kebanyakan tanamam sayuran lainnya purunya besar dan keras. Apabila tanaman terinfeksi berat oleh Meloidogyne sistem akar yang normal berkurang sampai pada batas jumlah akar yang berpuru berat dan menyebabkan sistem pengangkutan mengalami disorganisasi secara total. Sistem akar fungsinya benar benar terhambat dalam menyerap dan menyalurkan air maupun unsur hara. Tanaman mudah layu, khususnya dalam keadaan kering dan tanaman sering menjadi kerdil juga pada akar timbul bintil-bintil.(Luc et al, 1995).
Pengendalian penyakit :
Secara Hayati :
a)      Pengendalian dengan menggunakan agensia pengendali hayati patogen yang berupa bakteri antagonis merupakan alternatif pengendalian yang potensial.
b)      Musuh alami nematoda puru akar sudah banyak diketahui, misalnya di dataran tinggi telah ditemukan cendawan Paecilomycetes bilacinus yang menginfeksi telur nematoda puru akar pada tanaman hortikultura. Bacillus penetrans adalah suatu parasit yang dikenal bertahun-tahun berassosiasi dengan Meloidogyne spp. serta beberapa spesies jamur yang menyerang nematoda tanah di Inggris.


Puru akar pada akar tomat.















2.Kekurangan Kalium pada Tomat ( Solanum Lycopersicum )
            Kalium (K) merupakan unsur hara utama ketiga setelah N dan P. Kalium mempunyai valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur yang mobile dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam xylem dan floem. Kalium banyak terdapat dalam sitoplasma. Kalium pupuk buatan dan mineral-mineral tanah seperti feldspar, mika dan lain-lain.
            Unsur hara kalium atau potash biasanya di tunjukan dengan K2O.Kalium bukan penyusun jaringan tanaman karena tidak membentuk persenyawaan seperti nitrogen dan fosfor.Namun,larutan terbentuk dalam keadaan larutan dalam getah sel.Kalium berkumpul dalam bagian tanaman yang terjadi pembelahan dan pertumbuhan sel aktif.Besarnya kalium sekitar 05 % - 4 % dari berat kering tanaman dan memerankan bagian terpenting dalam penggunaan dari unsur-unsur hara yang lain juga dalam mensintesa protein dan lemak (Pracaya,2008).
            Secara umum,gejala yang di timbulkan karena kekurangan kalium,yaitu :
a)      Daun terlihat lebih tua, mengerut keriting dan timbul bercak-bercak merah coklat lalu kering dan mati.
b)      Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek dan tidak tahan simpan (cepat busuk).
c)      Kematangan buah terhambat, ukuran kecil dan mudah rontok.
d)     Batang dan cabang lemah mudah rebah.
e)      Biji buah menjadi kempes mengkerut.
            Pada tanaman tomat ( Solanum Lycopersicum ) ,kekurangan kalium (K) akan menyebabkan terhambatnya aktivitas kambium dan membatasi perkembangan kambium gabus.Selain itu,terjadi kematian dini pada tanaman tomat jika sudah ada buah akibat matinya titik tumbuh.Hal ini di sebabkan di tariknya K kedalam buah tomat tersebut (Pracaya,2008).
            Cara penanganan kekurangan unsur kalium adalah dengan menambahkan pupuk yang mengandung unsur K, misalnya KCl (K=52%), NPK, serta pupuk daun kandungan K tinggi.
Description: Description: Potassium deficiency on tomato leaves
Kekurangan  kalium yang menyebabkan daun muncul bintik-bintik menguning seperti terbakar

Description: Description: Yellow shoulder on tomatoes
Tomat yang juga menuning karena kekurangan kalium.





3.Penyakit Antraknosa pada tanaman Cabai (Capsicum sp.)
Penyakit Antraknosa lebih dikenal dengan istilah “Pathek”  adalah penyakit yang masih ditakuti petani cabai hingga saat ini. Penyakit antraknosa disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici Sydow dan Colletotrichum gloeosporioides Pens. Cendawan ini bisa menghancurkan panen hingga 20-90% terutama pada saat musim hujan.
Patogen timbul dari semenjak pembibitan dan bertahan pada tanaman inang, Patogen akan bertambah jumlahnya apabila dilakukan penanaman secara terus menerus tanpa berganti jenis tanaman. Penyakit muncul dari spora yang dihasilkan pada buah atau daun tanaman yang sakit. Guyuran air menjadi faktor pendorong penyebaran spora jamur pada partikel tanah. Suhu optimum agar terjadi infeksi pada buah yaitu 20-24°C dengan kondisi kelembaban permukaan buah yang cukup. Semakin lama periode kelembaban permukaan buah, maka semakin besar keparahan penyakit antraknosa. Buah yang berada dekat dengan permukaan tanah adalah yang paling mungkin terkena infeksi melalui kontak tanah akibat guyuran hujan atau secara langsung.
Daur hidup penyakit Antraknosa
Awalnya cendawan pada buah masuk ke dalam ruang biji dan menginfeksi biji, lalu cendawan menginfeksi semai yang tumbuh dari biji buah yang sakit. Cendawan menyerang daun dan batang, kelak dapat menginfeksi buah - buah. Cendawan hanya sedikit sekali mengganggu tanaman yang sedang tumbuh, tetapi memakai tanaman ini untuk bertahan sampai terbentuknya buah hijau. Selain itu cendawan dapat mempertahankan diri dalam sisa - sisa tanaman sakit. Seterusnya konidium disebarkan oleh angin.
Gejala serangan penyakit antraknosa atau patek pada buah ditandai buah busuk berwarna kuning-coklat seperti terkena sengatan matahari diikuti oleh busuk basah yang terkadang ada jelaganya berwarna hitam. Sedangkan pada biji dapat menimbulkan kegagalan berkecambah atau bila telah menjadi kecambah dapat menimbulkan rebah kecambah. Pada tanaman dewasa dapat menimbulkan mati pucuk, infeksi lanjut ke bagian lebih bawah yaitu daun dan batang yang menimbulkan busuk kering warna cokelat kehitam-hitaman.
Description: Description: http://2.bp.blogspot.com/-pqV_IYLLcq0/Uu4eKISaaMI/AAAAAAAAACs/D_9PBYduKag/s1600/penanggulangan-penyakit-patek-antraknosa.jpg
Description: Description: http://3.bp.blogspot.com/-2Lzcvg0qsS8/UriiKmnJ8mI/AAAAAAAABqk/wkPYJaBxeTE/s1600/ANTRAKNOSA+2.jpg
Penyakit patek (Antraknosa) Pada Cabai Merah (Capsicum annum )

Adapun cara mengendalikan penyakit patek pada tanaman cabai bisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Secara Kultur teknis :
1)      Gunakan varietas cabai yang tahan terhadap penyakit patek, cabai kriting lebih tahan terhadap penyakit patek.
2)      Penanaman sebaiknya dilakukan bukan dari bekas tanaman cabai, terong, tomat atau tanaman yang sefamily Solanaceae.
3)      Gunakan pupuk dasar atau pemupukan dengan pupuk yang memiliki unsur N (nitrogen) rendah, pemberian unsur N yang berlebihan menjadikan tanaman cabai menjadi rentan (mudah terserang) penyakit patek.
4)      Perbanyak unsur Kalium dan Calsium untuk membantu pengerasan kulit buah cabai.
5)      Gunakan jarak tanam yang ideal sesuai kebutuhan tanaman, usahakan jangan terlalu rapat agar tidak terlalu lembab dan dapat mengurangi penyebaran penyakit.
Secara Mekanis :
1.      Lakukan perempelan agar tanaman tidak terlalu rimbun, untuk menghindari peningkatan kelembaban udara disekitar tanaman.
2.      Gunakan mulsa plastik agar terhindar dari penyebaran spora jamur melalui percikan air hujan atau penyiraman.
3.      Gunakan peralatan yang berbeda untuk menghindari penularan melalui alat pertanian yang kita gunakan.
Secara Kimiawi :
1.      Lakukan pencegahan dengan menggunakan penyemprotan fungisida kontak berbahan aktif mankozeb atau tembaga hidroksida jika serangan penyakit telah berada diambang batas.

Secara Hayati :
1.      Agen hayati yang sering digunakan untuk mengendalikan antraknosa adalah Actinoplanes, Alcaligenes, Agrobacterium Amorphospongarium, athrobacter dll. Agen hayati ini bisa didapatkan di Balai Perlindungan Tanaman, Kementerian Pertanian.










V.PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kami laksanakan dapat di tarik kesimpulan bahwa :
1.      Semua tanaman yang dibudidayakan mempunyai peluang yang sama untuk terkena penyakit.
2.      Penyakit tanaman di bagi menjadi 2 yaitu karena serangan pathogen dan factor alam (Iklim)
3.      Patogen yang membawa penyakit tanaman antara lain virus,bakteri,jamur juga nematode.
4.      Banyak cara untuk mencegah penyebaran penyakit tanaman namun untuk menghilangkan penyakit tanaman tersebut masih di permasalahkan.


5.2 Saran
            Diharapkan praktikum ini di lakukan dengan teliti karena menggunakan mikroskop yang di perlukan untuk memperbesar penyebab penyakit pada tanaman tersebut.











DAFTAR PUSTAKA

Agrios,G.N.1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Anonim 2. 2013. Kekurangan unsur hara pada tanaman tomat. <http://simkomoditas.diperta.jabarprov.go.id/uploads/Kekurangan_Unsur_Hara_pada_Tomat1_thumb.pdf> diakses tanggal 13 mei 2014.
Jackson RW (editor). (2009). Plant Pathogenic Bacteria: Genomics and Molecular Biology. Caister Academic Press.
Kompas. 2003. Riset Unggulan Buah Tropis Indonesia. (On-line). Kompas. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0312/19/inspirasi/756234.htm diakses pada 14 mei 2014.
Sastrahidayat,I.R, 1985. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Usaha Nasional.Surabaya. hal 211 – 219.http://iinmutmainna.blogspot.com/2013/04/penyakit-puru-akar-pada-tanaman-tomat.html . Di Akses Pada 13 mei 2014.
Saung Tani. 2013. Cara Menanggulangi Penyakit Patek Tanaman Cabe.
Triharso. 1996. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar