Laporan
Praktikum Biokimia
PENGUJIAN ANGKA SAPONIFIKASI
Disusun
oleh:
Kelompok 5
Kelas
1
Elwanda Fariz Ammar 1305101050012
Frara Efeseli Fakhdian 1305101050013
Maulida Ariandi S 1305101050024
Andi Fahreza 1305101050069
Muhammad Asdhani 1305101050121

LABORATURIUM
TEKNOLOGI BENIH
JURUSAN
AGROTEKNOLIGI
FAKULTAS
PERTANIAN,UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
BANDA ACEH-DARUSSALAM
2014
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Lipid
adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air,
dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform
dan eter. Asam lemak adalah komponen
unit pembangun pada hampir semua lipid. Asam lemak adalah asam organik berantai
panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal
dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang.
Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan
tampak berminyak atau berlemak.
Molekul sabun mempunyai rantai hidrogen CH3(CH2)16
yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka ait) dan larut
dalam zat organik sedangkan COONa+ sebagai kepala yang bersifat hidrofilik
(suka air) dan larut dalam air. Dalam proses pencucian, lapisan minyak sebagai
pengotor akan tertarik oleh ujung lipofilik sabun, kemudian kotoran yang telah
terikat dalam air pencuci karena ujung yang lain (hidrofilik) dari sabun larut
dalam air (Herbamart, 2011).
Melalui percobaan ini,kita akan melihat bagaimana
proses saponifikasi yang terjadi saat sabun berperan untuk melarutkan lemak
atau minyak.Sebagaimana yang kita ketahui sabun merupakan salah satu kebutuhan
pokok yang sangat di perlukan manusia saat ini.Kita akan dapat melihat
bagaimana reaksi saponifikasi yang terjadi.
1.2
Tujuan
Pada
praktikum ini bertujuan untuk”Menuntukan berat molekul minyak dan lemak
secara kasar”
II.TINJAUAN PUSTAKA
Sabun
merupakan merupakan suatu bentuk senyawa yang dihasilkan dari reaksi
saponifikasi. Istilah saponifikasi dalam literatur berarti “soap making”. Akar
kata “sapo” dalam bahasa Latin yang artinya soap / sabun. Pengertian
Saponifikasi (saponification) adalah reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak
dicampur dengan larutan alkali. Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses
ini, yaitu Sabun dan Gliserin. Angka Penyabunan dapat dilakukan untuk
menentukan berat molekul minyak dan lemak secara kasar. Minyak yang disusun
asam lemak berantai C pendek berarti mempunyai berat molekul relative kecil,
akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya, minyak dengan berat
molekul yang besar mempunyai angka penyabunan relatif kecil (Ketaren, 1986).
Sabun
bersifat basa. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga
akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat
basa.
CH3(CH2)16COONa + H2O → CH3(CH2)16COOH + NaOH
Sabun
menghasilkan buih atau busa. Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan
menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal
ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air
mengendap.
CH3(CH2)16COONa + CaSO4 →Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2
Sabun
mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid, sabun
(garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat
polar maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar.
Molekul sabun mempunyai rantai hydrogen CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai ekor
yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat organic sedangkan
COONa+ sebagai kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam air
(Vii afida, 2012).
Sebagai zat gizi, lemak atau minyak semakin baik
kualitasnya jika banyak mengandung asam lemak tidak jenuh dan sebaliknya.
Minyak atau lemak bersifat nonpolar sehingga tidak larut dalam pelarut polar
seperti air dan larutan asam, tetapi larut dalam pelarut organik yang bersifat
non polar seperti n-Hexane, Benzene, Chloroform, dll (Linder, 1985).
III.
METODE PERCOBAAN
3.1 Tempat dan Tanggal
Percobaan
Praktikum Lemak mengenai pungujian
Angka Saponifikasi ini dilaksanakan di laboratorium Teknologi benih jurusan
agroteknologi, fakultas pertanian, Universitas Syiah Kuala,gedung type A, lantai II. Praktikum dilaksanakan
pada hari Senin tanggal 7 Aprial 2014
pada pukul 14:00 WIB sampai dengan selesai.
3.2
Alat
dan Bahan
A.
Alat
1.
Timbangan analitik
2.
Erlemeyer
3.
Gelas Arloji
4.
Biuret
5.
Pipet tetes
B.
Bahan
1.
Minyak
2.
KOH 0,5N alkoholik
3.
HCL 0,5 N
4.
PP(Indikator Peno Ptalethi)
3.3 Cara Kerja
a.
Timbang minyak sebanyak 5 gram dalam Erlenmeyer .
b.
Tambahkan 50 ml KOH 0,5N alkoholik
c.
Didihkan sampai minyak tersabunkan secara sempurna di
tandai dengan tidak terlihat butir-butir lemak aau minyaak dalam larutan.
d.
Setelah dingin titrasi dengan HCL 0,5N menggunakan
indikator PP.
e.
Ulangi percobaan sampai 5 kali.
f.
Di amati perubahan yang terjadi
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Diketahui :
Tb
(suhu awal) = 50ml
Berat contoh
(gram) = 5
gram
Ditanya = Angka
Saponifikasi = ?
Percobaan 1
Tb = 50ml
Ts
= 25
ml
Gram = 5
gram
(Tb-Ts)
X N HCL X BM KOH = (50ml-25ml) X
0,5 X 56 =140
Berat contoh (gram) 5gram
Percobaan 2
Tb
= 50ml
Ts
= 23,8 ml
Gram = 5
gram
(Tb-Ts)
X N HCL X BM KOH = (50ml-23,8ml) X 0,5 X 56 =146,7
Berat contoh (gram) 5 gram
Percobaan 3
Tb
= 50ml
Ts
= 23,3 ml
Gram = 5
gram
(Tb-Ts)
X N HCL X BM KOH = (50ml-23,3ml) X 0,5 X 56 =149,5
Berat contoh (gram) 5 gram
Percobaan 4
Tb
= 50ml
Ts
= 28 ml
Gram = 5
gram
(Tb-Ts)
X N HCL X BM KOH = (50ml-28,8ml) X
0,5 X 56 =118,7
Berat contoh (gram) 5 gram
Percobaan 5
Tb
= 50ml
Ts
= 22,2 ml
Gram = 5
gram
(Tb-Ts)
X N HCL X BM KOH = (50ml-22,2ml) x 0,5 x 56 =155,7
Berat contoh (gram) 5 gram
Ts = Volume Titrasi
(Didapatkan ketika meneteskan HCl0,5 N Menggunakan biuret
4.2
Pembahasan
Penentuan angka saponifikasi di pada
percobaan di atas melalui beberapa proses,dimana salah satunya penentuan Ts
(Volume Titrasi) Harus di tentukan pada berapa banyak HCl 0,5 N yang kita
tetesi ke dalam larutan minyak yang telah di tambahkan KOH dan juga di tetesi
indicator PP.Hasil dari perhitungan angka saponifikasi adalah sesuai dengan
perhitungan data di atas.
Dapat di perhatikan bahwa angka
saponifikasi yang di dapatkan dari perhitungan 5 percobaan di atas
berbeda-beda,antara 118-155.Akan tetapi tetap saja ini membuktikan bahwa sabun
berperan penting dalam menghilangkan lemak/minyak.banyak perubahan yang terjadi
saat dilakukan percobaan dari awal seperti yang tergambar pada tabel di bawah
ini:
No
|
Bahan dasar awal
|
Setelah ditambahkan KOH
|
Setelah dipanaskan
|
Setelah di tetesi PP
|
Setelah ditambahkan HCl
|
1.
|
Minyak
|
Bergelembung dan berwarna Orange.
|
Tidak bergelembung dan berwarna orange.
|
Sebagian berwarna ungu dan tidak bergelembung.
|
Tidak bergelembung dan warna orange terang.
|
Gelembung yang ada itu merupak
minyak yang telah bercampur dengan KOH.Ketika di panaskan gelembung tersebut
lama-lama mulai menghilang yang menandakan bahwa perlahan minyak itu
hilang.Setelah itu,ditetesi dengan indicator PP agar bereaksi juga dengan HCl yang
di teteskan di mana larutan tadi akan berwarna lebih terang karena minyak/lemak
telah hilang.
Dari percobaan yang telah di lakukan
dapat juga di perhatikan bagaimana KOH berperan melarutkan lemak.Mengapa
demikian ? lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi dan menjadi
lebih polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan
air. Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan kembali dengan
menambahkan asam sulfat encer (10 N) sehingga kembali menjadi tidak terionisasi
dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut non-polar.
Kita juga mengetahui adanya penggunaan Indikator
PP (phenolphtealin).PP adalah
Indikator asam-basa yang digunakan dalam titrasi asidimetri dan alkalimetri.
Indikator ini bekerja karena perubahan pH larutan. Indikator ini merupakan
senyawa organik yang bersifat asam atau basa, yang dalam daerah pH tertentu
akan berubah warnanya. Indikator Phenol phtalein dibuat dengan cara kondensasi
anhidrida ftalein (asam ftalat) dengan fenol.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan percobaan kandungan protein pada uji biuret
dapat ditarik kesimpulan adalah sebagai
berikut:
1.
Saponifikas merupakan hidrolisa lemak/munyak dengan suatu
basa kuat.Hasilnya gliserol dan garam dari asam lemak itu sendiri yang di kenal
sebagai sabun.
2.
Fungsi Alkohol yang ada dalam KOH untuk melarutkan asam
lemak hasil hidrolisa agar mempermudah reaksi dengan basa sehingga terbentuk
sabun.
3.
Jika ingin mendapatkan hasil yang baik dari pada Pengujian Angka Sonifikasi.Nilai Tb harus
besar dari pada Ts.
4.
Saat campuran
Minyak dengan KOH dingin,Selanjutnya ditetesi PP sebanyak 1 tetes
Warna
berubah menjadi warna ungu.
5.2 Saran
Diharapkan
kepada Praktikan dalam melaksanakan Praktikum agar tertib dan semua Praktikan
melakukan percobaan secara bergiliran disetiap kelompok.Sehingga apa yang
dilakukan dalam praktikum bisa mendapatkan hasil yang diinginkan dan Praktikum
berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Herbamart.2011. Sejarah Sabun Mandi http://herbamart.wordpress.com/2011/04/sejarah-sabun-mandi.html. Di akses tanggal 13 mei 2014
Vii afida.
2012.Proses Pembuatan sabun
dan detergent. http://viiafida.blogspot.com/2012/11/proses-pembuatan-sabun-dan-detergent.html. Di akses tanggal 13
april 2014
http://lukmanarifin5.blogspot.com/2013/05/safonifikasi.html. Di akses tanggal 13
april 2014
http://indhpsari.blogspot.com/2013/06/penentuan-angka-penyabunan-netralisasi.html. Di akses tanggal 13
mei 2014
http://c31120745.blogspot.com/2013/06/biokimia-lemak-dan-minyak.html. Di akses pada 13
april 2014
LAMPIRAN
Percobaan
1

Pada percobaan ini Minyak dimasukan kedalam gelas arloji sebanyak 5 gram ditambahkan larutan KOH
sebanyak 50 ml.Setelah itu dipanaskan dan ditimabang dengan menggunakan timbangan
analitik.Beberapa waktu setelah dipanaskan diam kan sampai larutan itu dingin.Selanjutnya
tambahkan 1 tetes PP hingga larutan bewarna ungu dan tetesan HCL yang disi didalam Biuret sampai larutan
menghasilkan warna bening.
Percobaan 2

Pada percobaan ini Minyak dimasukan kedalam gelas arloji sebanyak 5 gram ditambahkan larutan KOH
sebanyak 50 ml.Setelah itu dipanaskan dan ditimabang dengan menggunakan timbangan
analitik.Beberapa waktu setelah dipanaskan diam kan sampai larutan itu
dingin.Selanjutnya tambahkan 1 tetes PP hingga larutan bewarna ungu dan
tetesan HCL yang disi didalam Biuret
sampai larutan menghasilkan warna bening.
Percobaan 3

Pada percobaan ini Minyak dimasukan kedalam gelas arloji sebanyak 5 gram ditambahkan larutan KOH
sebanyak 50 ml.Setelah itu dipanaskan dan ditimabang dengan menggunakan timbangan
analitik.Beberapa waktu setelah dipanaskan diam kan sampai larutan itu
dingin.Selanjutnya tambahkan 1 tetes PP hingga larutan bewarna ungu dan
tetesan HCL yang disi didalam Biuret
sampai larutan menghasilkan warna bening.
Percobaan 4

Pada percobaan ini Minyak dimasukan kedalam gelas arloji sebanyak 5 gram ditambahkan larutan KOH
sebanyak 50 ml.Setelah itu dipanaskan dan ditimabang dengan menggunakan timbangan
analitik.Beberapa waktu setelah dipanaskan diam kan sampai larutan itu
dingin.Selanjutnya tambahkan 1 tetes PP hingga larutan bewarna ungu dan
tetesan HCL yang disi didalam Biuret
sampai larutan menghasilkan warna bening.
Percobaan
5

Pada percobaan ini Minyak dimasukan kedalam gelas arloji sebanyak 5 gram ditambahkan larutan KOH
sebanyak 50 ml.Setelah itu dipanaskan dan ditimabang dengan menggunakan
timbangan analitik.Beberapa waktu setelah dipanaskan diam kan sampai larutan
itu dingin.Selanjutnya tambahkan 1 tetes PP hingga larutan bewarna ungu dan
tetesan HCL yang disi didalam Biuret
sampai larutan menghasilkan warna bening.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar