Laporan
Pratikkun Fisiologi Tumbuhan
KURVA
SIGMOID PERTUMBUHAN
OLEH
:
KELOMPOK
1
KELAS
1
Nama NIM
Mizan
Maulana 0905101050029
Cut
Zarra Fazia 1305101050014
Maulida
Ariandy S. 1305101050026
Andi
Fahreza 1305101050094
Rouzatul
Nafisah 1305101050128

LABORATORIUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
PRODI
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM
– BANDA ACEH
2014
I.PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Proses
pertumbuhan merupakan hal yang lazim bagi setiap tumbuhan. Dalam proses
pertumbuhan terjadi penambahan volume yang signifikan. Seiring berjalannya
waktu pertumbuhan suatu tanaman terus bertambah. Proses tumbuh sendiri dapat
dilihat pada selang waktu tertentu, di mana setiap pertumbuhan tanaman akan
menunjukkan suatu perubahan dan dapat dinyatakan dalam bentuk kurva/diagram
pertumbuhan.
Pertumbuhan sendiri dapat diukur sebagai
pertambahan panjang, lebar, atau luas, juga dapat diukur berdasarkan pertambahan
volume, massa atau berat (segar atau kering). Pola pertumbuhan dapat dibagi
dalam tiga fase pertumbuhan yaitu pertama fase logaritmik atau fase
eksponensial, kemudian fase linier dan yang terakhir fase penurunan kadar cepat
pertumbuhan yang kemudian disebut penuaan (senescene). Peningkatan kadar cepat
pertumbuhan terjadi selama fase linier dan menurun menuju nol selama proses
penuaan.
Percobaan ini diadakan dengan melihat
berapa rata-rata pertumbuhan daun dengan menggunakan kurva sigmoid tersebut. Tujuan
diadakannya percobaan ini adalah untuk mengamati laju tumbuh daun sejak dari
embrio dalam biji hingga daun mencapai ukuran tetap pada tanaman keledai (Glycine max).
B.Tujuan
Meneliti
laju tanaman sejak dari embrio dalam biji,stadia vegetative sampai tumbuhan
mencapai stadia generative.
II.TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan didefinisikan sebagai
pertambahan yang tidak dapat dibalikkan dalam ukuran pada sistem biologi.
Secara umum pertumbuhan berarti pertambahan ukuran karena organisme multisel
tumbuh dari zigot, pertumbuhan itu bukan hanya dalam volume, tapi juga dalam
bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma, dan tingkat kerumitan. Pertumbuhan
biologis terjadi dengan dua fenomena yang berbeda antara satu sama lain.
Pertambahan volume sel dan pertambahan jumlah sel. Pertambahan volume sel
merupakan hasil sintesa dan akumulasi protein, sedangkan pertambahan jumlah sel
terjadi dengan pembelahan sel (Kaufman, 1975).
Pada setiap tahap dalam kehidupan
suatu tumbuhan, sensitivitas terhadap lingkungan dan koordinasi respons sangat
jelas terlihat. Tumbuhan dapat mengindera gravitasi dan arah cahaya dan
menanggapi stimulus-stimulus ini dengan cara yang kelihatannya sangat wajar
bagi kita. Seleksi alam lebih menyukai mekanisme respons tumbuhan yang
meningkatkan keberhasilan reproduktif, namun ini mengimplikasikan tidak adanya
perencanaan yang disengaja pada bagian dari tumbuhan tersebut (Campbell, 2002).
Kurva pertumbuhan berbentuk S
(sigmoid) yang ideal. Tiga fase utama biasanya mudah dikenali: fase logaritmik,
fase linier, dan fase penuaan. Pada fase logaritmik, ukuran (v) bertambah
secara eksponensial sejalan dengan waktu (t). Ini berarti bahwa laju
pertumbuhan (dv/dt) lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Pada
fase linier, pertambahan ukuran berlangsung secara konstan. Fase penuaan
dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai
kematangan dan mulai menua (Salisbury dan Ross, 1992).
III.METEDELOGI PERCOBAAN
A. Tempat
dan Waktu Percobaan
Tempat
Percobaan
: di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan,Gedung B Lantai II
Waktu Percobaan
: Kamis, 13 Maret 2014, pukul :
14.00 WIB
B.Bahan
dan Alat
Bahan :
a)
Jagung (Zea
mays)
b)
Kedelai (Glicine
max)
c)
Tomat (Lycopersicum
esculentum)
Alat :
a)
Kertas
millimeter/mistar
b)
pisau silet
c)
pot/polybag yang
berisi campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1, dua pot untuk
setiap kelompok.
C.Metode Kerja
1)
Benih direndam
dalam gelas piala selama 2-3 jam.
2)
10 benih yang
baik di gunakan dalam percobaan.
3)
3 benih di kupas
dan di buka kotiledonnya, panjang pada embrio di ukur dengan kertas millimeter
dan juga nilai rata-ratanya.
4)
benih tersebut
di tanam di dalam pot,disiram secukupnya dan di pelihara di dalam rumah kaca
sampai berbunga, 2 tanaman disisakan pada umur 14 hari setelah tanam.
5)
pengamatan yang
diadakan sebagai berikut :
a.
ukur tinggi
tanaman diukur (mulai dari pangkal akar hingga titik pertumbuhan tertinggi)
pada umur 7,14,21,28,35,42,49,56 hari setelah tanam (tiap minggu sampai tanaman
berbunga.
b.
pengukuran
dilakukan terhadap 2 tanaman, dan sisanya dibuang.
c.
rata-rata tinggi
dari tiap-tiap seri pengukuran ditentukan.
d.
umur tanaman
pada setiap pertumbuhan (vegetative (V) dan Generatif (R)).Stadia vegetative
ditandai dengan betambahnya jumlah daun pada jagungatau cabang primer pada
kedelai yang ditandai dengan V1,V2, ... dst,sedangkan stadia generative
ditandai mulai dari saat berbunga, pengisian biji ditandai dengan R1,R2,...
dst.
6)
Grafik tinggi
tanaman dan stadia pertumbuhan tanaman(termasuk petiolnya) sebagai koordinat
dan waktu pengukuran (umur tanaman) sebagai absisinya dibuat.
.
IV.Hasil dan Pembahasan
A.Hasil
Percobaan
Berikut
tabel hasil dari percobaan :
Tinggi
Tanaman (cm)
Umur tanaman
|
Sampel
|
TOTAL
|
Rata-rata
|
|
1
|
2
|
|||
7
|
4
|
3.5
|
7.5
|
3.75
|
14
|
5
|
4.5
|
9.5
|
4.75
|
21
|
11.5
|
10
|
21.5
|
10.75
|
28
|
17
|
16
|
33
|
16.5
|
35
|
21
|
18
|
39
|
19.5
|
42
|
22
|
20
|
42
|
21
|
49
|
25.5
|
24
|
49.5
|
24.75
|
56
|
28
|
26.5
|
54.5
|
27.25
|
Jumlah Daun (stadia pertumbuhan vegetatif (V))
Umur tanaman
|
Sampel
|
TOTAL
|
Rata-rata
|
|
1
|
2
|
|||
7 (V1)
|
2
|
2
|
4
|
2
|
14 (V2)
|
4
|
4
|
8
|
4
|
21 (V3)
|
6
|
5
|
11
|
5.5
|
28 (V4)
|
8
|
7
|
15
|
7.5
|
35 (V5)
|
12
|
10
|
22
|
11
|
42 (V6)
|
13
|
11
|
24
|
12
|
49(V7)
|
11
|
10
|
21
|
10.5
|
56 (V8)
|
9
|
9
|
18
|
9
|
Jumlah bunga dan terbentuknya polong
(stadia pertumbuhan generative ®)
Umur tanaman
|
Sampel
|
TOTAL
|
Rata-rata
|
|
1
|
2
|
|||
7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
14
|
-
|
-
|
-
|
-
|
21
|
-
|
-
|
-
|
-
|
28
|
-
|
-
|
-
|
-
|
35
|
-
|
-
|
-
|
-
|
42 (R1)
|
4
|
2
|
6
|
3
|
49 (R2)
|
10
|
7
|
17
|
8.5
|
56 (R3)
|
15
|
9
|
24
|
12
|

Tinggi
Tanaman

Jumlah
Daun

Jumlah
Bunga

B.Pembahasan.
Percobaan
ini dimulai dengan merendam biji kacang kedelai dalam air dengan maksud untuk
memecah dormansinya. Kemudian mengukur panjang embrio beberapa sampel biji
untuk melihat dan memastikan keadaan embrio sebelum ditanam. Kemudian sampel
yang lain dari biji ditanam pada polybag untuk dilihat pertumbuhan dari tinggi
tanaman sampai stadia generatif yang di
ukur setiap hari ke-7, 14, 21, 28, 35, 42, 49, dan 56.
Kita dapat memperhatikan pertama
kali adalah pertumbuhan tanaman yaitu pad tinggi tanaman.Di hari ke-7
pertumbahan masih bertahap yaitu 4 cm.Pada hari ke-14 menjadi 5 cm,tidak
terlalu signifikan.Akan tetapi di hari selanjutnya pertumbuhan semakin lama
semakin tinggi hingga pada hari ke-56 tumbuhan menjadi setinggi 28 cm.Hal yang
sama juga terjadi pada pertambahan daun dimana jumlah daun pada hari ke-7
awalnya hanya ,kemudian di hari ke-14 menjadi 4 helai.Puncaknya pada hari ke-42
dimana helaian daun berjumlah 13.Di hari selanjutnya daun perlahan menua juga
ada serangan hama yang tidak di duga menyebabkan helaian daun hanya 9 helai.
Ini berarti bahwa laju pertumbuhan
(dv/dt) lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Pada fase linear,
pertambahan ukuran berlangsung secara konstan. Fase penuaan dicirikan oleh laju
pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai
menua.
V.PENUTUP
E.Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami
lakukan dapat di simpulkan bahwa :
1.
Kurva sigmoid
digunakan agar dapat memperhatikan tumbuh dan perkembangan tumbuhan.
2.
Laju tumbuh ada
3 fase yaitu dari embio,stadia vegetative sampai stadia generative.
3.
Laju pertumbuhan
juga di pengaruhi oleh factor lingkungan.
4.
Percobaan ini
dimulai dengan merendam biji kacang kedelai dalam air dengan maksud untuk
memecah dormansinya
F.Saran
Usahakan percobaan ini dilakukan
dengan seksama,agar hasil yang di tunjukan sesuai dengan yang kita harapkan dan
di perhatikan setiap waktu yang di tentukan .
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell. 2002..
Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.http://cangkulmania.blogspot.com/p/efek-auksin.html . Di akses pada 17 mei 2014.
Kaufman, P. B.
1975. Laboratory Experiment in Plant
Physiology. Macmillan Publishing Co., Inc : New York
Salisbury, F.B dan C.W.
Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid Tiga Edisi Keempat. ITB-Press : Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar