LAPORAN
PRAKTIKUM
PEMULIAAN
TANAMAN
PERSILANGAN
JAGUNG

Disusun
oleh:
Nama : Andi Fahreza
NIM : 1305101050094
Kelompok :
LABORATORIUM
GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
2014
PERSILANGAN
JAGUNG
ABSTRAK
Praktikum
persilangan jagung bertujuan melatih
mahasiswa untuk melakukan persilangan jagung sebagai tanaman model dalam
genetika dan mempelajari hasil persilangan tersebut.Praktikum ini dilaksanakan
mulai tanggal 20 september 2014 sampai 24 desember 2014 di Kebun Percobaan
Fakultas Pertanian Univesitas Syiah Kuala,Darussalam,Banda Aceh.Jagung yang di
silangkan antara jagung manis dan jagung putih.Perlakuan dilakukan ketika tanaman mulai masuk fase generative. Ada 4
metode persilang yang dilakukan,yaitu Selfing(bunga betina putih xmalai putih),
croosing (bunga betina putih x malai manis), selfing (bunga betina manis x malai manis), pembastaran
(bunga betina manis x malai putih). Hasil tersebut
menunjukkan terjadinya perbedaan karakter dalam warna bulir juga hasil yang
didapat.Terutama pada croosing jagung putih dengan jagung manis di dapatkan
hasil persentase bulir berwarna putih lebih banyak dari pada bulir kuning yang
di dapatkan dari malai jagung manis.
I.PENDAHULUAAN
1.1
Latar Belakang
Tanaman pangan merupakan
tanaman yang di budidayakan untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat pada
manusia.Dimana tanaman yang di budidayakan yaitu tanaman serealia salah satunya
tanaman jagung.Jagung merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang paling
produktif di dunia.Sehingga dewasa ini berbagai cara di lakukan untuk menemukan
cara yang lebih efektif dalam meningkatkan produksi dan produktivitas jagung
baik.
Persilangan merupakan salah satu cara dalam menemukan variasi
keragaman juga meningkatkan produktivitas tanaman.Persilangan dapat dilakukan
pada satu tanaman yang satu spesies.Persilangan dapat terjadi apabila mulai
memasuki fase generative dimana munculnya bunga.Pada tanaman jagung,bunga
jantan dan bunga betina letaknya berbeda tempat akan tetapi masih di dalam satu
tanaman yang sering disebut dengan monoecious.Bunga jantan terletak pada pucuk
tanaman jagung sedangkan bunga betina terletak pada ketiak daun jagung,sehingga
tanaman jagung merupakan salah satu tanaman menyerbuk silang.
Hal ini menimbulkan pemikiran oleh pemerhati dalam bidang pertanian
untuk melakukan persilangan antara spesies tanaman jagung yang berbeda dan
mencari tahu apa hasil yang biasa
diambil dari persilangan yang dilakukan.Tentunya hal yang diharapkan dapat
menguntungkan.Ini yang mendasari dalam melakukan persilangan,dimana kami akan
melakuakan persilangan antara tanaman jagung manis dan jagung putih.
1.2
Tujuan
Praktikum
Tujuan
dari praktikum pemuliaan tanaman ini adalah :
1.
Agar mahasiswa
mengetahui cara penyerbukan selfing juga crossing pada tanaman jagung
2.
Agar mahasiswa
dapat mengetahui hasil dari penyebukan antara jagung manis dan jagung putih
3.
Agar mahasiswa
perbedaan antara jagung manis dan jagung putih
II.TINJAUAN
PUSTAKA
Suatu varietas tanaman menyerbuk silang pada dasarnya merupakan
populasi yang mempunyai frekuensi gen tertentu.Oleh karena mudah melakukan
penyerbukan silang maka dalam satu varietas terdiri atas tanaman heterozigot
dan masing-masing tanaman dapat tidak sama genotipenya (heterogen),kecuali
varietas hibrida.Namun demikian,secara fenotipe nampaknya sama sehingga
populasi itu memperlihatkan cirri varietas tertentu (Syukur,2012).
An essential feature of habitual self-fertilization is autogamy,that
is to say within-flwer self pollination.It is common to find complex,animal
pollinated flowers that are incapable of such autogamy,but are nevertheless
self-compatible (most Fabaceae,Scrophulariaceae,Lamiaceae,Orchidaceae or
Araceae for instance).As these flowers commonly occur in mediated pollen
transfer between flowers results in some geitonogamous selfing.Such plants
maintain a balanced strategy of mixed selfing and crossing,depending on
proportions of pollen transferred within and tween genets ( Richards,1997)
Tanaman jagung merupakan tumbuhan semusim (annual).
Susunan tubuhnya (morfologi) terdiri dari akar, batang, daun bunga dan buah.
Perakaran tanaman jagung terdiri dari akar utama, akar cabang, akar lateral,
dan akar rambut. Sistem perakaran serabut yang berfungsi sebagai alat untuk
menghisap air serta garam-garam yang terdapat dalam tanah, berupa
mineral-mineral senyawa kimia yang mengeluarkan zat organic dari tanah dan alat
pernafasan. Batang jagung beruas-ruas (berbuku-buku) dengan jumlah ruas
bervariasi antara 10-40 ruas. Tanaman jagung tidak bercabang. Panjang batang
jagung berkisar antara 60-300 cm (Rukmana, 1997).
Tanaman jagung bersifat protandrus yaitu tepung sari terlepas dari
malai sebelum periode rambut-rambut putik pada tongkol siap untuk diserbuk. Hal
ini yang sering menjadi kendala dalam melakukan kegiatan penyerbukan buatan
pada tanaman jagung, terutama untuk mendapatkan serbuksari yang masih viabel
pada saat penyerbukan. Umumnya jagung yang tumbuh pada lingkungan optimal selang
waktu keluarnya serbuksari dan terbentuknya rambut adalah 2- 4 hari dan pada
kondisi yang demikian hasil yang dicapai sangat maksimal. Sebaliknya pada
kondisi lingkungan yang tidak optimal dijumpai periode yang lebih panjang
antara terbentuknya serbuksari dan keluarnya rambut. Praktiskondisi demikian
akan menurunkan hasil (Maitang,2013)
The analysis showed that the rate of cross-pollination of receptor plants
in downhill areas increased when the difference in height to the corresponding
pollen donor plant also increased. The free downhill trajectory probably
enhanced the movement of pollen over longer distances. Therefore, the rate of
cross-pollination was slightly higher in these areas compared to fields in flat
areas. Maize tassels can hamper the flight trajectory of pollen . On uphill
sites, the topography did not seem to affect cross-pollination, because more
pollen was probably caught by tassels shortly after release; the rate of
cross-pollination decreased aselevation increased (volger,2009).
III.METODE
PRAKTIKUM
Praktikum Pemuliaan Tanaman tentang Persilangan
Jagung dilaksanakan mulai 20 september 2014 di Kebun Percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Syiah Kuala,Darussalam,Banda Aceh.
Bahan yang digunakan yaitu tanaman
jagung (Zea mays),berupa populasi tanaman jagung manis varietas Bonanza
dan Jagung putih Varietas Srikandi.Alat yang digunakan yaitu perlengkapan
polinasi (kantng kertas,gunting,label,paper clip,kuas,staples,tali/benang). Pada
metode ini pada bunga jantan maupun
bunga betina dilakukan pembungkusan.Pembungkusan
dilakukan sebelum bunga mekar menggunakan kantong kertas
. Malai (Serbuk sari)
yang keluar dari pucuk tanaman ditutup (sungkup) menggunakan kantong kertas pada sore hari.
Sedangkan untuk bunga betina
(tongkol), disungkup sebelum
kepala putih (rambut jagung)
keluar. Pada hari berikutnya
tongkol diperiksa untuk
melihat perkembangan pada rambut jagung. Rambut jagung
yang sudah tinggi dan panjang dipotong
menggunakan gunting setinggi ± 1–2
cm di atas
permukaan ujung klobot. Pemotongan
ini dilakukan untuk mencegah rambut
tongkol keluar dari kantong
sehingga nantinya ditakutkan terjadi
penyerbukan yang tidak diinginkan.
Pemotongan dilakukan 2-3 kali sampai seluruh rambur
tongkol telah keluar. Tongkol yang
seluruh rambutnya telah
keluar dari klobot menunjukkan bahwa
tongkol tersebut siap diserbuki.
Malai bunga jantan yang
telah disungkup dikumpulkan
serbuk sarinya dengan cara mengambil kertas kuning yang
telah ditutup pada malai jagung .Sebelum di ambil harus dipukul-pukul pelan
agar serbuk sarinya jatuh dan penyerbukan buatan dilakukan pada pagi hari
karena penyerbukan memerlukan cahaya.Serbuk sari ini digunakan sebagai tetua
jantan.Penyerbukan buatan
dilakukan dengan cara
menaburkan serbuk sari (pollen)
yang telah terkumpul
tersebut di atas
permukaan potongan rambut jagung. Prosedur ini
dapat diulang 2—3
kali (menggunakan pollen
dari tetua yang sama)
untuk meyakinkan seluruh putik telah
terserbuki. Tanda-tanda bahwabunga
jantan siap menyerbuki
adalah serbuk sari
melekat pada kantong kuning.Persilangan yang dilakukan antara lain:
♀ jagung manis X ♂ jagung manis (selfing),
♀ jagung putih X ♂ jagung putih (selfing),
♀ jagung manis X ♂ jagung putih (crossing),
♀ jagung putih X ♂ jagung manis (crossing
resiprok).
IV.HASIL PENGAMATAN
Betina × Jantan
|
Jumlah bulir
|
||||||||
Ungu
|
Merah
|
Kuning
|
Putih
|
Total Bulir
|
|||||
Jumlah
|
%
|
Jumlah
|
%
|
Jumlah
|
%
|
Jumlah
|
%
|
||
Putih × Putih (Selfing)
|
|||||||||
Manis × Manis (Selfing)
|
|||||||||
Manis × Putih (Crossing)
|
|||||||||
Putih × Manis (Crossing resiprok)
|
V.PEMBAHASAN
Pada percobaan
penyerbukan jagung,ada beberapa hal yang harus diperhatikan.Jagung merupakan
tanaman yang melakukan penyerbukan secara bebas.Hal ini dikarenakan posisi
bunga jantan dan bunga betina yang saling berjauhan namun tetap pada satu
tanaman.Bebas dalam melakukan persilangan bukan berarti tidak di bantu oleh
apapun.Angin sebagai salah satu factor lingkungan sekitar juga berperan aktif
dalam membantu penyerbukan,serangga pun menjadi salah satu factor dalam
penyerbukan yang terjadi tanpa campur tangan manusia.
Percobaan penyerbukan yang kami
lakukan yaitu ♀ jagung putih X ♂ jagung
manis.Penyerbukan dilakukan pada pagi hari,pukul 07:00 sampai 09:00 wib.Setelah
penyerbukan dilakukan tentunya tongkol jagung harus ditutupi.Hal itu telah
dilakukan dan hasilnya telah didapatkan,dimana dominan warna putih lebih
terlihat dari pada warna kuning.Ini dapat disebabkan karena tongkol yang
dilakukan percobaan adalah tongkol jagung putih.Begitu pula jika tongkol yang
di serbuki dari jagung manis.Maka bulir lebih banyak berwarna kuning.